|
Karna dan Tarsono setelah dilantik Ridwan Kamil (sumber gambar: Andi Azis Muhtarom/Radar Majalengka) |
Oleh : Gelar S. Ramdhani
Bupati Majalengka Karna Sobahi dalam sebuah pidato resmi yang disiarkan langsung melalui YouTube dan Instagram, menyatakan bahwa hari ini (Sabtu, 19 Desember 2020) bertepatan dengan dua tahun dirinya dilantik oleh Gubernur Jawa Barat atas perintah Menteri Dalam Negeri, untuk memimpin Kabupaten Majalengka bersama wakilnya Tarsono D. Mardiana.
Dalam kesempatan ini saya tidak akan membahas lebih dalam isi pidato Bupati Majalengka tersebut, bagi anda yang belum menonton pidatonya, anda dapat menonton di YouTube channel Diskominfo Majalengka. Melalui tulisan ini saya ingin memberikan beberapa catatan atau review dua tahun kepemimpinan Karna Tarsono, berdasarkan data yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
JUMLAH PENGANGGURAN TERBUKA
Jumlah pengangguran terbuka tahun 2018 adalah sebanyak 29.800 orang, sedangkan pada tahun 2019 adalah sebanyak 27.424 orang. Walaupun terjadi penurunan sebesar 2.376 orang, tapi pemerintah Kabupaten Majalengka jangan berpuas diri, teruslah berjuang menurunkan angka pengangguran terbuka di Majalengka.
Saya mempunyai pendapat bahwa dalam menekan angka pengangguran terbuka ini, jangan hanya berfokus pada penyediaan lowongan kerja saja, tapi pemerintah harus fokus juga dalam mendorong berkembangnya kegiatan usaha (bisnis lokal) yang sudah berjalan di Majalengka agar semakin berkembang, dan juga mendorong lahirnya wirausahawan (entrepreneur) baru di Majalengka, karena semakin berkembang dan semakin banyak munculnya bisnis-bisnis baru di Majalengka, saya yakin akan dapat menyerap tenaga kerja.
Saat ini dunia sudah memasuki era digital dan juga era industri kreatif, peluang ini harus dimanfatkan betul oleh kabupaten Majalengka.
PENGANGGURAN TERBUKA MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
Pada tahun 2018 yang menjadi pengangguran terbuka di Kabupaten Majalengka, terbanyak adalah lulusan SLTA (SMA, SMK, MA, sederajat) yaitu sebanyak 16.192 orang, sedangkan di tahun 2019 juga sama, lulusan tingkat SLTA menjadi pengangguran terbuka terbanyak yaitu sebanyak 14.411 orang.
Pengangguran terbuka yang paling sedikit adalah lulusan Diploma, Sarjana, ke atas. Pada tahun 2018 saja hanya berjumlah 782 orang lulusan perguruan tinggi yang menjadi pengangguran terbuka. Sedangkan pada tahun 2019, hanya berjumlah 593 orang lulusan perguruan tinggi yang menjadi pengangguran terbuka.
Ini adalah pelajaran berharga untuk pemerintah Kabupaten Majalengka, bagaimana caranya agar anak-anak muda Majalengka bisa mengakses pendidikan tinggi atau bisa lanjut sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, karena menurut data yang disajikan oleh BPS, lulusan perguruan tinggi paling sedikit angka pengangguran terbukanya.
Saat ini masih banyak kita temukan anak-anak muda Majalengka yang baik secara akademik maupun non akademik memiliki prestasi yang luar biasa, namun sayang mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, salah satu faktornya adalah faktor biaya. Semoga ini menjadi perhatian.
Salah satu solusi yang ingin saya tawarkan kepada pemerintah Kabupaten Majalengka adalah program beasiswa Pemkab untuk mahasiswa-mahasiswa Majalengka yang berprestasi secara akademik maupun non akademik, tapi dari segi keuangan tidak mampu melanjutkan ke perguruan tinggi.
SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN
Pada tahun 2018 penduduk kabupaten Majalengka yang bekerja di sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebanyak 129.630 orang, kemudian di tahun 2019 ada sekitar 151.811 orang. Bagi saya, ini adalah sesuatu yang sangat positif untuk kemajuan sektor ini, mengingat kabupaten Majalengka adalah kabupaten yang memiliki potensi pertanian yang sangat luar biasa, jangan sampai potensi tersebut dibiarkan begitu saja.
Pemerintah harus memberikan perhatian lebih terhadap sektor pertanian, karena menurut hemat saya sektor pertanian ini sangat vital, menyangkut kebutuhan pangan masyarakat. Kalau saya boleh berkata "Masyarakat Majalengka tidak selfie di taman kota pun tetap bisa hidup, tapi kalau masyarakat tidak makan, tidak ada makanan, tidak ada hasil pertanian bagaimana bisa hidup?" artinya, pemerintah Kabupaten Majalengka jangan terlalu fokus mempercantik kota saja, yuk fokus juga mempercantik kesejahteraan petani.
Selama saya menjadi salah satu admin di akun sosial media Obrolan Majalengka, banyak sekali keluhan masyarakat yang masuk seputar seputar pertanian. Mulai dari harga pupuk yang mahal, pupuk susah dicari, susahnya mencari tenaga kerja pertanian, susahnya modal untuk musim tanam, kekeringan, murahnya harga jual hasil tani, permainan tengkulak, permainan rentenir, dan lain sebagainya. Sekali lagi pemerintah sudah saatnya lebih serius terkait masalah pertanian ini;
BIDANG KESEHATAN
Bidang Kesehatan, tercatat pada tahun 2018 ada 29,16 % penduduk kabupaten Majalengka yang mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan terakhir. Kemudian pada tahun 2019 terjadi kenaikan menjadi 34,53 %. Hal tersebut menjadi indikator bahwa pada bidang kesehatan ada banyak yang harus dievaluasi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di kabupaten Majalengka pada tahun 2018 sebanyak 917 orang, sedangkan pada tahun 2019 terjadi penurunan menjadi 833 orang
Gizi Buruk di kabupaten Majalengka pada tahun 2018 sebanyak 11 orang, terjadi kenaikan pada tahun 2019 menjadi 14 orang
Terakhir, saya selaku warga Majalengka wilayah selatan ingin menghaturkan terima kasih kepada Bupati dan Wakil Bupati Majalengka periode sekarang, karena pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Talaga sudah dimulai. Saya sangat mengapresiasi hal ini, selama ini yang saya amati, masyarakat Majalengka wilayah selatan masih terlalu jauh mengakses pelayanan Rumah Sakit.
Sumber Data:
Simak pula tulisan Gelar S. Ramdhani lainnya klik disini
Apakah anda ingin mengetahui profil penulis tulisan ini? klik disini
----------------------------------------------
Yuk tonton aneka video tentang kesehatan gigi dan mulut
dari drg. Gelar S. Ramdhani klik disini
Komentar
Posting Komentar