Rangkuman Materi Anomali Gigi (Bagian 1)
DEFINISI ANOMALI GIGI
Anomali gigi adalah perubahan pada struktur gigi menjadi tidak normal, kondisi anomali terjadi akibat kelainan selama pembentukannya, yang bisa disebabkan oleh faktor genetik atau pengaruh lingkungan. Kelainan ini juga bisa terjadi selama proses pertumbuhan gigi. Beberapa jenis anomali gigi meliputi perubahan jumlah, bentuk, ukuran, atau masalah yang terjadi saat gigi mulai tumbuh. Anomali gigi bisa mempengaruhi perawatan gigi, seperti perawatan saluran akar atau pencabutan gigi, dan dapat menyebabkan masalah pada gigitan atau maloklusi.
PENYEBAB ANOMALI GIGI
- Faktor genetik: Faktor keturunan atau kelainan genetik dapat menyebabkan anomali gigi, seperti gigi yang tumbuh tidak normal atau jumlah gigi yang lebih sedikit atau lebih banyak dari yang seharusnya.
- Gangguan pada perkembangan gigi: Kelainan yang terjadi selama perkembangan gigi di dalam rahang, seperti gangguan pada pembentukan atau erupsi gigi.
- Faktor lingkungan: Pengaruh lingkungan seperti infeksi, trauma, atau paparan bahan kimia selama masa perkembangan gigi dapat memengaruhi bentuk dan jumlah gigi.
- Kondisi medis atau penyakit tertentu: Beberapa kondisi medis seperti sindrom genetik atau kelainan hormon dapat mempengaruhi perkembangan gigi.
- Kebiasaan buruk: Kebiasaan seperti menghisap jempol atau tekanan pada gigi selama masa pertumbuhan dapat menyebabkan perubahan bentuk atau posisi gigi.
- Kekurangan nutrisi: Kekurangan gizi tertentu, seperti kekurangan kalsium atau vitamin D, dapat memengaruhi perkembangan gigi secara normal.
KLASIFIKASI ANOMALI GIGI
- Anomali Jumlah : Hiperdontia (supernumerary teeth), Hipodontia, Oligodontia, Anodontia, etc.
- Anomali Ukuran : Makrodontia, Mikrodontia, etc.
- Anomali Bentuk : Geminasi, Fusi, Concresence, Taurodontia, Dens Invaginatus (Dens in Dente), Dens Evaginatus, Dilaserasi, etc.
- Aomali Struktur : Amelogenesis Imperfecta, Dentino Genesis Imperfecta, Fluorosis Gigi, Enamel Hypoplasia, etc.
IDENTIFIKASI DAN DIAGNOSA ANOMALI GIGI SECARA KLINIS
- Anamnesis : seorang dokter gigi harus menggali informasi sebanyak mungkin hal-hal yang berkaitan dengan keluhan atau kondisi anomali gigi pasien.
- Hal yang harus ditanyakan pada pasien meliputi : Chief Complaint, History of Present Illness, Past Medical History, Past Dental History, Family History, Social History, etc.
- Hal yang berkaitan dengan riwayat trauma, riwayat infeksi, riwayat obat-obatan delama kehamilan juga perlu untuk diketahui.
- Pemeriksaan klinis : inspeksi → pemeriksaan jumlah gigi, ukuran, bentuk, warna, dan posisi. kemudian lakukan palpasi (pada jaringan lunak) → untuk memastikan ada atau tidak adanya kelainan jaringan lunak pada area sekitar gigi yang mengalami anomali.
- Lakukan analisa oklusi untuk menilai hubungan antar gigi, perhatikan pada saat oklusi apakah kondisi anomali mempengaruhi oklusi atau tidak?.
- Semakin lengkap data yang kita dapatkan dari pemeriksaan subyektif dan pemeriksaan obyektif, maka akan memudahkan seorang dokter gigi dalam menentukan diagnosa.
PEMERIKSAAN RADIOGRAFIS UNTUK MENENTUKAN DIAGNOSA ANOMALI GIGI
- Banyak anomali gigi, seperti taurodontia, sering tidak terdeteksi melalui pemeriksaan klinis karena gigi tampak normal dan tidak menimbulkan gejala. Namun, melalui pemeriksaan radiografis, anomali tersebut dapat terlihat dengan jelas.
- Pemeriksaan radiografis berperan penting dalam menentukan posisi, lokasi, bentuk, dan morfologi gigi yang mengalami anomali, terutama pada gigi yang tidak erupsi atau tidak tampak secara klinis.
- Radiografi sangat diperlukan untuk memastikan diagnosis anomali kekurangan gigi (hipodontia). Pemeriksaan klinis saja tidak cukup, karena radiografi dapat mengidentifikasi ada atau tidaknya benih gigi yang belum berkembang.
- Radiografi juga bermanfaat untuk menganalisis apakah gigi yang mengalami anomali memberikan dampak terhadap struktur atau area di sekitarnya, seperti jaringan lunak, tulang alveolar, atau gigi tetangga.
- Selain itu, pemeriksaan radiografis berfungsi untuk membantu menentukan rencana perawatan yang optimal serta memproyeksikan prognosis dari kondisi anomali yang terdeteksi.
Artikel ini bersambung ke bagian 2, klik disini (sementara belum ada)
* Dirangkum kembali oleh: drg. Gelar S. Ramdhani, Sp.RKG
** Artikel ini hanya rangkuman untuk memudahkan belajar, mohon tidak dijadikan sumber referensi utama.
Simak pula tulisan Gelar S. Ramdhani lainnya klik disini
Apakah anda ingin mengetahui profil penulis tulisan ini? klik disini
----------------------------------------------
Yuk tonton aneka video
Apakah anda ingin mengetahui profil penulis tulisan ini? klik disini
----------------------------------------------
Yuk tonton aneka video
tentang kesehatan gigi dan mulut
dari drg. Gelar S. Ramdhani klik disini
dari drg. Gelar S. Ramdhani klik disini
Komentar
Posting Komentar